Kamis, 14 Januari 2016

MATERI KKP 1 (GAWAT DARURAT)

GAWAT DARURAT
               Setiap kali saya jaga IGD.. saya merasa masih bingung dan heboh sendiri, orang jawa bilang "gupoh"... teman2 sayapun juga sering protes karena kehebohan saya...hehehe... maaf ya teman-teman... sifat ini memang sudah bawaan saya dari lahir..hihi... tapi insyaAllah saya akan selalu berusaha untuk meminimalkan sifat tersebut dan berusaha untuk tenang,.... tapi sifat ini susah sekali saya kendalikan setiap saya jaga IGD... apalagi yang dihadapi adalah pasien yang bermacam-macam dengan jumlah yang tidak terduga, kadang-kadang langsung datang pasien beruntun atau "grudukan", keadaan ini membuat saya semakin stress...hahaha.. dan ternyata...hal ini saya masih sedikit dan kurang belajar mengenai tindakan kegawatdaruratan, seperti triase, sistematika pertolongan pada kegawatdaruratan.... bismillahirrahmanirrahim.... disini saya akan belajar menganai PPGD...
Latar Belakang
              B-GELS atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Pertolongan Pertama Pada Gawat Darurat (PPGD) adalah serangkaian usaha-usaha pertama yang dapat dilakukan pada kondisi gawat darurat dalam rangka menyelamatkan pasien dari kematian. Di luar negeri, PPGD ini sebenarnya sudah banyak diajarkan pada orang-orang awam atau orang-orang awam khusus, namun sepertinya hal ini masih sangat jarang diketahui oleh masyarakat Indonesia. 


Prinsip Utama
Prinsip Utama PPGD adalah menyelamatkan pasien dari kematian pada kondisi gawat darurat. Kemudian filosofi dalam PPGD adalah “Time Saving is Life Saving”, dalam artian bahwa seluruh tindakan yang dilakukan pada saat kondisi gawat darurat haruslah benar- benar efektif dan efisien, karena pada kondisi tersebut pasien dapat kehilangan nyawa dalam hitungan menit saja (henti nafas selama 2-3 menit dapat mengakibatkan kematian).

Kasus kegawatdaruratan yang mungkin terjadi sehari-hari:
- TENGGELAM
- STROKE
- OBSTRUKSI / BENDA ASING
- INHALASI ASAP
- REAKSI ANAFILAKSIS
- OVERDOSE OBAT
- SENGATAN LISTRIK
- SUFFOKASI
- TRAUMA
- INFARK MYOCARD
- SAMBARAN PETIR
- COMA KARENA BERBAGAI SEBAB

Langkah-langkah Dasar
Langkah-langkah dasar dalam PPGD dikenal dengan singkatan A-B-C-D ( Airway - Breathing – Circulation – Disability). Keempat poin tersebut adalah poin-poin yang harus sangat diperhatikan dalam penanggulangan pasien dalam kondisi gawat darurat

Algortima Dasar PPGD
TRIASE
Cara pemilahan penderita berdasarkan :
 - Kebutuhan terapi
 - Sumber daya yang tersedia

Terapi didasarkan pada kebutuhan :
A : Airway
B : Breathing
C : Circulation
D : Disability
E : Exposure

LABELISASI
Biru : gawat darurat sangat berat
Merah : gawat darurat
Kuning : tidak gawat, tetapi darurat
Hijau : tidak gawat darurat
Hitam : meninggal

PRIMERY SURVEY & RESUSITASI
Deteksi secara cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam jiwa.
live suport --- A-B-C-D

A = airway, bebaskan jalan nafas
B = breathing, beri nafas, tambah oksigen
C = circulation, hentikan perdarahan, beri infus
D = disability / SSP, cegah TIK naik

Quick Diagnosis -- Quick Treatment
Istilah:
Cardio Pulmonary Cerebral Resuscitation  = CPCR = CPR = RJPO = BLS + ALS

Basic Life Support = B L S
= jalan nafas + nafas buatan + pijat jantung (A-B-C)
Advanced Life Support = A L S
= Drug (+fluid) + E K G + Defibrilasi

Urutan BLS

1. Pastikan pasien sadar atau tidak, bila pasien tidak sadar langsung bebaskan jalan nafas
oh iyaa...
Pada korban yang tak sadar, jangan diberi bantal di kepala dan jangan diberi ganjal di bahu
2. Urutan pemeriksaan:
A: Airway
Periksan apakah ada hambatan pada saluran nafas?? usahakan jalan nafas tetap terbuka secara optimal. 
Look:Gerak dada & perut, Tanda distres nafas, Warna mukosa, kulit.
Pada pernafasan yang normal maka antara dada dan perut bergerak bersamaan, artinya saat dada mengembang maka perut juga mengembang. Hati-hati jika terjadi sebaliknya atau gerakan dada dan perut yang berkebalikan arah, maka tanda ini merupakan tanda sebagai obstruksi total dari jalan nafas (see saw).
Listen:Gerak udara nafas dengan telinga
Feel: gerak udara nafas dengan pipi.
Jika pasien sadar, ajak bicara, jika bicara jelas = tak ada sumbatan
Berikan oksigen (jika ada), masker 6 lpm
Jaga tulang leher, baring datar, wajah ke depan, leher posisi netral
Nilai apakah jalan nafas bebas adakah suara crowing, gargling, snoring.
Jenis-jenis suara nafas tambahan karena hambatan sebagian jalan nafas :
a.Snoring :suara seperti ngorok, kondisi ini menandakan adanya kebuntuan jalan napas bagian atas oleh benda padat, jika terdengar suara ini maka lakukanlah pengecekan langsung dengan cara cross-finger untuk membuka mulut (menggunakan 2 jari, yaitu ibu jari dan jari telunjuk tangan yang digunakan untuk chin lift tadi, ibu jari mendorong rahang atas ke atas, telunjuk menekan rahang bawah ke bawah). Lihatlah apakah ada benda yang menyangkut di tenggorokan korban (eg: gigi palsu dll). Pindahkan benda tersebut
b. Gargling : suara seperti berkumur, kondisi ini terjadi karena ada kebuntuan yang disebabkan oleh cairan (eg: darah), maka lakukanlah cross-finger(seperti di atas), lalu lakukanlah finger-sweep (sesuai namanya, menggunakan 2 jari yang sudah dibalut dengan kain untuk “menyapu” rongga mulut dari cairan-cairan).
c.Crowing: suara dengan nada tinggi, biasanya disebakan karena pembengkakan (edema) pada trakea, untuk pertolongan pertama tetap lakukan maneuver head tilt and chin lift atau jaw thrust saja Jika suara napas tidak terdengar karena ada hambatan total pada jalan napas, maka dapat dilakukan:
a.Back Blow sebanyak 5 kali, yaitu dengan memukul menggunakan telapak tangan daerah diantara tulang scapula di punggung
b.Heimlich Maneuver,
c.Chest Thrust, dilakukan pada ibu hamil, bayi atau obesitas dengan cara memposisikan diri seperti gambar lalu mendorong tangan kearah dalam atas.

Gangguan jalan nafas bagian atas:
- Sumbatan pangkal lidah
- Sumbatan benda asing
   padat : makanan. muntahan
   cair : muntah cairan lambung, darah
- Edema jalan nafas: alergi, angioneurotic edema, luka bakar
- Radang (terutama anak): laryngitis, tonsilitis, diptheria
Treatment of Air way obstruction (manual method)
Sumbatan pangkal lidah
- Jaw thrust
- chin lift + head tilt
- Jalan nafas oropharynx
- Jalan nafas nasopharynx
- Intubasi trachea / LMA
Cairan di hypopharynx; penghisap / suction
Sumbatan di plica vocalis; cricothyroidotomy

B: Breathing
Penyebab gangguan breathing:
Sentral
SSP/pusat nafas

Perifer
  - Jalan nafas
  - Paru
  - Rongga pleura
  - Dinding dada
  - Otot nafas
  - Syaraf
  - Jantung
Menilai pernapasan:
- Inspeksi (LIHAT): Frekuensi, pola nafas, simetris atau tidak, penggunaan otot bantu pernapasan, Bendungan vena leher, sianosis. Pada traum aperiksa adanya luka tusuk, fleil chest, luka pada dada.
- Palpasi (RABA): nyeri tekan, krepitasi, emfisema subkutis, pergeseran letak trakea
- Perkusi: Sonor, redup, hipersonor.
- Auskultasi (DENGAR): keluhan penderita, suara nafas, adakah suara tambahan nafas (rhonki?, whezing?), dengarkan adanya suara usus di dada, suara jantung.

Tanda-tanda distress nafas:
- Gelisah (karena hipoksia)
- Tachypnea, nafas cepat, > 30 pm
- Gerak otot nafas tambahan
- Gerak cuping hidung
- Tracheal tug
- Retraksi sela iga
- Gerak dada & perut paradoksal
- Sianosis (tanda lambat)

Terapi oksigen:


C: Circulasi
- Periksa Nadi: Irama, frekuensi, kuat angkat
- Tensi
- Perfusi perifer

Tanda-tanda shock:

GANGGUAN PERFUSI PERIFER
- Raba telapak tangan
   Hangat, Kering, Merah : NORMAL
   Dingin, Basah, Pucat : SHOCK
- Tekan - lepas ujung kuku / telapak tangan
   Merah kembali < 2 detik : NORMAL
   Merah kembali > 2 detik : SHOCK
- Bandingkan dengan tangan pemeriksa
   Perfusi : pucat - dingin – basah; cap. Refill time lambat ( kuku, telapak )
- Nadi >100 x/mnt
- Tekanan darah <100/90 mmhg


Nadi masih teraba di: Tek darah masih
art. radialis > 80 mmHg
art. femoralis > 70 mmHg
art. carotis > 60 mmHg

Estimasi jumlah perdarahan:
- Fraktur femur tertutup: 1,5-2 liter
- Fraktur tibia tertutup: 0,5 liter
- Fraktur pelvis 3 liter
- Hemothoraks: 2 liter
- Fr. Costae (tiap satu): 150 ml
- Luka sekepal tangan : 500 ml
Bekuan darah sekepal: 500 ml

Pasang jalur infus IV besar x 2
- Untuk mengatasi shock
- Untuk memasukkan obat
- Kalau sudah ada satu infus, pasang infus satu lagi
- Ambil sampel darah untuk cari donor segera pasang stiker nama pasien, pilih vena besar, cairan harus dapat diguyur

ADVANCED LIFE SUPPORT memerlukan ketersediaan obat-emergensi segera

Disability
Periksa Pupil (besar, simetri, refleks cahaya)
Periksa kesadaran , GCS
A = Awake (sadar penuh)
V = responds to Verbal command (ada reaksi terhadap perintah)
P = responds to Pain (ada reaksi terhadap nyeri)
U = Unresponsive (tak ada reaksi)

Dasar-dasar penanganan pada keadaan gawat darurat juga dapat menggunakan sistem B1-B6
B1 = Breath = Masalah pernafasan dapat menyebabkankematian dalam 3 menit
B2 = Bleed = Masalah hemodinamik juga dapat menyebabkan kematian dalam beberapa menit
B3 = Brain = Masalah kesadaran dan susunan syaraf
B4 = Bladder = Masalah urogenital
B5 = Bowel = Masalah tractus digestivus
B6 = Bone = Masalah tulang dan kerangka.

A = Airway = B1
B = Breathing = B1
C = Circulation = B2
D = Disability = B3
E = Exposure

B4 = Bladder = masalah urologi
Menilai fungsi ginjal perlu diperiksa Urine
Volume
Normal : 1 - 2 mI/kg BB
Anuria : 20 ml/24jam
Oliguria :25 ml/jam atau 400 ml/24 jam
Poliuria : > 2500 ml/24 jam
Kwalitas
Berat jenis
Sedimen dan lain-lain

Penyebab oligouria/anuria:
Prerenal
       Hipovolemia
       Hipotensi/syok
Renal
      Prerenal yang tak segera diatasi
      Reaksitransfusi
      Myoglobinuria karena crush syndrome
      Radang
Post renal
      Batu, debris

B5 = BOWEL= Masalah tractus digestivus
Perut yang kembung atau distensi (menyangkut mastah B 1)
Ascites : perlu dilakukan punksi
Perdarahan intra abdominal : segera laparatomy
Ileus paralitik :
Pasang pipa lambung
Pasang pipa rektum
Pasang infus
Dipertimbangkan obat - obatseperti prostigmin, alinamin dan lain – lain
Ileus obstruktip
Dipersiapkan untuk laparatomy
Pasang pipa lambung
Pasang infus lakukan rehidrasi dengan monitoring tensi, nadi, CVP (biIa dipasang) dan produksi urine


Muntah dan diarrhe (menyangkut masalah B2)
Gejala klinis akibat berkurangnya cairan interstisiel
Turgor kulit menurun
Mata cowong
Mukosa kering
Ubun – ubun cekung
Gejala akibat berkurang plasma
Takhikardia
Hipotensi sampai syok
Oliguria


B6 = Bone = masalah pada tulang
Patah tulang leher
     Gangguan nafas (B1)
     Hipovolemia (B2)
Patah tulang panjang
     Gangguan nafas (B1)

     Hipovolemia (B2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar