ASUHAN
KEPERAWATAN PASIEN BERAT BADAN LAHIR RENDAH
A.
PENGERTIAN
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang
dari 2500 gram pada waktu lahir.
Dalam hal ini dibedakan menjadi :
- Prematuritas murni
Yaitu bayi pada kehamilan < 37 minggu dengan berat badan sesuai.
- Retardasi pertumbuhan janin intra uterin (IUGR)
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai
dengan usia kehamilan
B. PREVALENSI
Frekuensi kejadian bayi lahir kurang dari masa gestasi 37 minggu (menurut
U.S. Collaborative Perinatal Study) adalah 7,1 % untuk kulit putih dan 17,9 %
untuk kulit berwarna. Kira-kira 1/3 – ½ bayi berat lahir rendah mempunyai masa
gestasi 37 minggu atau lebih. Kejadian bayi dengan berat lahir kurang dari 2500
gram bervariasi antara 6 – 16 %.
Di bangsal Neonatus RSCM (1986)
penyebab kematian neonatus adalah : cacat bawaan, sindrom gawat nafas, infeksi,
asfiksia, imaturitas (Markum, AH, 2002)
C.
ETIOLOGI
Penyebab kelahiran prematur tidak
diketahui, tapi ada beberapa faktor yang berhubungan, yaitu :
1.
Faktor ibu
§
Gizi saat hamil yang kurang,
umur kurang dari 20 tahun atau diaatas 35 tahun
§
Jarak hamil dan persalinan
terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat
§
Penyakit menahun ibu :
hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah, perokok
2.
Faktor kehamilan
§
Hamil dengan hidramnion, hamil
ganda, perdarahan antepartum
§
Komplikasi kehamilan :
preeklamsia/eklamsia, ketuban pecah dini
3.
Faktor janin
§
Cacat bawaan, infeksi dalam
rahim
4.
Faktor yang masih belum
diketahui
D. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1.
Prematuritas murni
§ BB < 2500 gram, PB < 45 cm, LK < 33 cm, LD < 30 cm
§ Masa gestasi < 37 minggu
§ Kepala lebih besar dari pada badan, kulit tipis transparan,
mengkilap dan licin
§ Lanugo (bulu-bulu halus) banyak terdapat terutama pada daerah dahi,
pelipis, telinga dan lengan, lemak subkutan kurang, ubun-ubun dan sutura lebar
§ Genetalia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup
oleh labia mayora, pada laki-laki testis belum turun.
§ Tulang rawan telinga belum sempurna, rajah tangan belum sempurna
§ Pembuluh darah kulit banyak terlihat, peristaltik usus dapat
terlihat
§ Rambut tipis, halus, teranyam, puting susu belum terbentuk dengan
baik
§ Bayi kecil, posisi masih posisi fetal, pergerakan kurang dan lemah
§ Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering
mengalami apnea, otot masih hipotonik
§ Reflek tonus leher lemah, reflek menghisap, menelan dan batuk belum
sempurna
2.
Dismaturitas
§ Kulit berselubung verniks kaseosa tipis/tak ada,
§ Kulit pucat bernoda mekonium, kering, keriput, tipis
§ Jaringan lemak di bawah kulit tipis, bayi tampak gesit, aktif dan
kuat
§ Tali pusat berwarna kuning kehijauan
E. KOMPLIKASI
§ Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres
respirasi, penyakit membran hialin
§
Dismatur preterm terutama bila
masa gestasinya kurang dari 35 minggu
§
Hiperbilirubinemia, patent
ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
§
Hipotermia, Hipoglikemia,
Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan darah
§
Infeksi, retrolental
fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)
§
Bronchopulmonary dysplasia,
malformasi konginetal
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
§
Resusitasi yang adekuat,
pengaturan suhu, terapi oksigen
§ Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus
Arteriosus)
§ Keseimbangan cairan dan elektrolit,
pemberian nutrisi yang cukup
§
Pengelolaan
hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang tepat
G. ASUHAN KEPERAWATAN
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Tujuan/Kriteria
|
Rencana Tindakan
|
|
1.
2.
|
Pola nafas tidak efektif b/d tidak adekuatnya ekspansi paru
Gangguan pertukaran gas b/d kurangnya
ventilasi alveolar sekunder terhadap defisiensi surfaktan
|
Pola nafas yang efektif
Kriteria :
§ Kebutuhan oksigen
menurun
§ Nafas spontan, adekuat
§ Tidak sesak.
§ Tidak ada retraksi
Pertukaran gas adekuat
Kriteria :
§ Tidak sianosis.
§ Analisa gas darah normal
§ Saturasi oksigen normal.
|
§ Berikan posisi kepala sedikit ekstensi
§ Berikan oksigen dengan metode yang sesuai
§ Observasi irama, kedalaman dan frekuensi pernafasan
§ Lakukan isap lendir kalau perlu
§ Berikan oksigen dengan metode yang sesuai
§ Observasi warna kulit
§ Ukur saturasi oksigen
§ Observasi tanda-tanda perburukan pernafasan
§ Lapor dokter apabila terdapat
tanda-tanda perburukan pernafasan
§ Kolaborasi dalam pemeriksaan analisa gas darah
§ Kolaborasi dalam pemeriksaan surfaktan
|
|
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Tujuan/Kriteria
|
Rencana Tindakan |
|
3.
4.
5
|
Resiko tinggi gangguan keseimbangan
keseimbangan cairan dan elektrolit b/d ketidakmampuan ginjal mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya persediaan zat besi, kalsium,
metabolisme yang tinggi dan intake yang kurang adekuat
Resiko tinggi hipotermi atau hipertermi
b/d imaturitas fungsi termoregulasi atau perubahan suhu lingkungan
|
Hidrasi baik
Kriteria:
§ Turgor kulit elastik
§ Tidak ada edema
§ Produksi urin 1-2 cc/kgbb/jam
§ Elektrolit darah dalam batas normal
Nutrisi adekuat
Kriteria :
§ Berat badan naik 10-30 gram / hari
§ Tidak ada edema
§ Protein dan albumin darah dalam batas normal
Suhu bayi stabil
§ Suhu 36,5 0C -37,2 0C
§ Akral hangat
|
§ Observasi turgor kulit.
§ Catat intake dan output
§ Kolaborasi dalam pemberian cairan intra vena dan elektrolit
§ Kolaborasi dalam pemeriksaan elektrolit darah
§ Berikan ASI/PASI dengan metode yang tepat
§ Observasi dan catat toleransi minum
§ Timbang berat badan setiap hari
§ Catat intake dan output
§ Kolaborasi dalam pemberian total parenteral nutrition kalau perlu
§ Rawat bayi dengan suhu lingkungan sesuai
§ Hindarkan bayi kontak langsung dengan benda sebagai sumber
dingin/panas
§ Ukur suhu bayi setiap 3 jam atau kalau perlu
§ Ganti popok bila basah
|
|
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Tujuan/Kriteria
|
Rencana Tindakan |
|
6.
7.
8.
|
Resiko tinggi terjadi gangguan perfusi
jaringan b/d imaturitas fungsi kardiovaskuler
Resiko tinggi injuri susunan saraf pusat
b/d hipoksia
Resiko tinggi infeksi b/d imaturitas
fungsi imunologik
|
Perfusi
jaringan baik
§
Tekanan darah normal
§
Pengisian kembali kapiler
<2 detik
§
Akral hangat dan tidak
sianosis
§
Produksi urin 1-2 cc/kgbb/jam
§ Kesadaran composmentis
Tidak ada injuri
Kriteria :
§ Kesadaran composmentis
§ Gerakan aktif dan terkoordinasi
§ Tidak ada kejang ataupun twitching
§ Tidak ada tangisan melengking
§ Hasil USG kepala dalam batas normal
Bayi tidak terinfeksi
Kriteria :
§ Suhu 36,5 0C -37,2 0C
§ Darah rutin normal
|
§ Ukur tekanan darah kalau perlu
§ Observasi warna dan suhu kulit
§ Observasi pengisian kembali kapiler
§ Observasi adanya edema perifer
§ Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium
§ Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan
§ Cegah terjadinya hipoksia
§ Ukur saturasi oksigen
§ Observasi kesadaran dan aktifitas bayi
§ Observasi tangisan bayi
§ Observasi adanya kejang
§ Lapor dokter apabila ditemukan kelainan pada saat observasi
§ Ukur lingkar kepala kalau perlu
§ Kolaborasi dalam pemeriksaan USG kepala
§ Hindari bayi dari orang-orang yang terinfeksi kalau perlu rawat
dalam inkubator
§ Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi
§ Lakukan tehnik aseptik dan antiseptik bila melakukan prosedur
invasif
|
|
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Tujuan/Kriteria
|
Rencana Tindakan |
|
9.
10.
11.
|
Resiko tinggi gangguan integritas kulit
b/d imaturitas struktur kulit
Gangguan persepsi-sensori : penglihatan,
pendengaran, penciuman, taktil b/d stimulus yang kurang atau berlebihan dari
lingkungan perawatan intensif
Koping
keluarga tidak efektif b/d kondisi kritis pada bayinya, perawatan yang lama
dan takut untuk merawat bayinya setelah pulang dari RS
|
Integritas
kulit baik
Kriteria :
§
Tidak ada rash
§
Tidak ada iritasi
§
Tidak plebitis
Persepsi dan sensori baik
Kriteria :
§ Bayi berespon terhadap stimulus
Koping keluarga efektif
Kriteria :
§ Ortu kooperatif dg perawatan bayinya.
§ Pengetahuan ortu bertambah
§ Orang tua dapat merawat bayi di rumah
|
§ Lakukan perawatan tali pusat
§ Observasi tanda-tanda vital
§ Kolaborasi pemeriksaan darah rutin
§ Kolaborasi pemberian antibiotika
§ Kaji kulit bayi dari tanda-tanda kemerahan, iritasi, rash, lesi
dan lecet pada daerah yang tertekan
§ Gunakan plester non alergi dan seminimal mungkin
§ Ubah posisi bayi dan pemasangan elektrode atau sensor
§ Membelai bayi sebelum malakukan tindakan
§ Mengajak bayi berbicara atau merangsang pendengaran bayi dengan
memutarkan lagu-lagu yang lembut
§ Memberikan rangsang cahaya pada mata
§ Kurangi suara monitor jika memungkinkan
§ Lakukan stimulas untuk refleks menghisap dan menelan dengan
memasang dot
§ Memberikan kesempatan pada ortu berkonsultasi dengan dokter
§ Rujuk ke ahli psikologi jika perlu
§ Berikan penkes cara perawatan bayi BBLR di rumah termasuk pijat
bayi, metode kanguru, cara memandikan
§ Lakukan home visit jika bayi pulang dari RS untuk menilai
kemampuan orang tua merawat bayinya
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar